Jas biru yang dikenakan siswa SMK BIM Jombang saat di Laboratorium mungkin tampak seperti seragam biasa di mata orang luar. Namun bagi para siswa, jas itu adalah lebih dari sekadar pakaian praktik. Ia adalah simbol tanggung jawab, komitmen, dan integritas sebagai calon tenaga kesehatan masa depan.
Sejak hari pertama mengenakannya, para siswa telah dibekali pemahaman bahwa jas biru bukan sekadar atribut. Jas ini membawa pesan moral: bahwa pemakainya adalah pribadi yang siap belajar, siap bekerja keras, dan siap melayani dengan hati. Nilai-nilai seperti kedisiplinan, etika, sopan santun, serta kepedulian kepada sesama, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari para siswa.
“Saat kalian turun langsung ke lapangan, baik saat PKL maupun nanti di dunia kerja, kalian tak hanya membawa diri sendiri, tapi juga nama baik sekolah dan profesi,” tegas Oktaviana Dwi Mayasari, S.Kep., Ns., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK BIM.
Di SMK BIM, proses belajar tak hanya berlangsung di dalam kelas. Para siswa ditempa lewat berbagai kegiatan praktik, mulai dari pembelajaran di laboratorium, simulasi penanganan pasien, hingga pelatihan komunikasi dan keterampilan interpersonal. Mereka diajarkan untuk berpikir kritis, tanggap dalam situasi darurat, dan mampu mengambil keputusan dengan tepat.
Yang menarik, ada budaya khas di SMK BIM yang turut memperkuat karakter siswa—yakni salam hormat dengan menyentuhkan tangan kanan ke pundak kanan orang yang disapa. Gerakan ini bukan sekadar formalitas. Ia mencerminkan nilai kesopanan, penghargaan, dan kehangatan dalam interaksi, yang sangat penting dalam dunia kesehatan.
Tak hanya fokus pada pembentukan karakter, SMK BIM juga aktif membuka peluang pengembangan diri bagi siswa. Sekolah ini menyediakan program khusus untuk siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri, seperti kuliah ke China, atau mengikuti program magang ke Jepang. Tidak hanya memberikan informasi, sekolah juga mendampingi seluruh prosesnya: mulai dari pelatihan bahasa asing, penguatan mental dan karakter, hingga persiapan dokumen administratif.
Namun perjalanan mengenakan jas biru tidak selalu mudah. Ada kalanya siswa merasa lelah setelah praktik panjang, gugup menghadapi tantangan baru, atau meragukan kemampuan diri sendiri. Di sinilah para siswa belajar bahwa menjadi calon tenaga kesehatan bukan hanya tentang memahami teori, tapi juga tentang membangun ketahanan mental dan empati yang tulus. Tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga untuk menjadi pribadi yang peduli dan bisa diandalkan.
Di SMK BIM, jas biru telah menjadi simbol perubahan. Ia mengingatkan bahwa setiap siswa sedang dalam proses membentuk masa depan. Masa depan yang bukan hanya tentang profesi, tetapi juga tentang misi kemanusiaan: merawat, membantu, dan memberikan harapan.
Karena bagi siswa SMK BIM, jas biru bukan hanya seragam—melainkan janji. Janji untuk tumbuh menjadi tenaga kesehatan yang cerdas, santun, dan berdedikasi tinggi. Dan janji itu dimulai hari ini, setiap kali jas biru itu dikenakan.
Penulis: Selvi Permata S., Kelas X Teknik Laboratorium Medik
Artikel ini juga dimuat di Radar Jombang
Baca juga artikel menarik lainnya di https://smkbimjombang.sch.id/artikel/